Latest News

Tuesday, July 30, 2013

Sejarah yang Mendasari Pengajaran tentang Ekaristi

PEMBAHASAN
Pendahuluan
Kesaksian dari Para Bapa Gereja
Bukti kehadiran Yesus dalam Ekaristi menurut Para Bapa Gereja
Bukti sejarah
Bukti dari Mukjizat Ekaristi
Perbandingan Doktrin Ekaristi menurut Gereja Katolik, Luther, Calvin dan Zwingli.
Konsili Trente
Konsili Vatikan II dan Katekismus Gereja Katolik
Kesimpulan

Pendahuluan
Pernahkah anda mendengar komentar bahwa Ekaristi itu hanya �karangan� Gereja Katolik? Atau bahwa Kristus tak sungguh-sungguh hadir dalam Ekaristi? Atau beberapa orang mengklaim bahwa mereka kembali ke pengajaran yang murni dari para rasul untuk memperbaharui iman Kristen? Jika kita mendengar komentar-komentar semacam ini, tak usah kita menjadi resah. Sebab jika mereka dengan sungguh- sungguh tulus mempelajari Kitab Suci, dan dengan konsisten mempelajari sejarah dan tulisan para Bapa Gereja, seharusnya mereka tak bisa berdalih, sebab semua itu malah semakin memberikan bukti yang kuat terhadap kemurnian ajaran Gereja Katolik.

Ya, salah satu yang terpenting di antaranya adalah kehadiran Yesus dalam Ekaristi (the Real Presence of Jesus in the Eucharist). Dasar sejarah yang pertama akan kehadiran Kristus di dalam Ekaristi adalah perkataan Yesus sendiri yang disampaikan kepada para Rasul di Perjamuan Terakhir, �Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu�. Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang �. perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku�.� (lih. Luk 22:19-20). Perjamuan inilah yang dirayakan oleh para rasul dan jemaat perdana (lih. Kis 2:41); dan seterusnya dilakukan oleh Gereja Katolik sampai saat ini. Hal kehadiran Yesus secara nyata dalam perayaan Ekaristi dapat kita ketahui dari tulisan- tulisan para Bapa Gereja, yang menerima pengajaran tersebut dari para Rasul.

Kesaksian dari Para Bapa Gereja

Sesungguhnya kita harus berterima kasih kepada para Bapa Gereja karena oleh kesaksian dan tulisan mereka, kita terhubung dengan jemaat Kristen awal dan bahkan sampai ke jaman para rasul. Mereka adalah saksi yang hidup tentang pengajaran para rasul, dan mereka juga memberi kesaksian tentang para pengarang Alkitab dan keaslian kitab-kitab yang tergabung di dalamnya. Tanpa kesaksian mereka yang mengenal para rasul tersebut secara langsung, kita tidak dapat memperoleh Alkitab. Tanpa kesaksian mereka, kita tidak tahu bahwa Injil Matius ditulis oleh Rasul Matius, dan Injil Markus oleh Markus, dst, sebab di dalam Injil tersebut nama pengarangnya tidak disebut. Demikian pula halnya dengan surat-surat Rasul Paulus. Maka, kita tidak dapat mengacuhkan kesaksian para Bapa Gereja di abad awal ini, sebab mereka menjembatani kita kepada Kristus dan para rasul.

Menarik jika kita membaca tulisan Kardinal Newman, dalam pencariannya sebelum ia menjadi Katolik. Sebagai seorang Anglikan, ia pertama-tama bermaksud menyelidiki sejarah untuk membuktikan adanya penyelewengan yang dilakukan oleh Gereja Katolik. Namun akhirnya malah ia menemukan kenyataan yang sebaliknya, bahwa pengajaran Gereja Katolik sungguh berakar dari sejarah perkembangan iman umat Kristen awal. Demikianlah yang dituliskan dalam bukunya yang terkenal itu, Essay on the Development of Christian Doctrine (1845)[berikut ini adalah kutipannya]:

�Sejarah Kekristenan bukanlah Protestanism. Jika ada yang namanya kebenaran yang aman, inilah dia. Dan Protestanism juga merasakan hal ini� Ini terlihat dalam keyakinan � untuk membuang semua sejarah kekristenan, dan membentuk Kekristenan dari Alkitab saja: orang-orang tidak akan pernah membuang sesuatu kecuali jika mereka sudah berputus asa tentang hal itu�. Untuk menjadi seseorang yang berakar pada sejarah, maka ia berhenti menjadi seorang Protestan.�[1]

Bukti kehadiran Yesus dalam Ekaristi menurut Para Bapa Gereja

Sebenarnya, setiap doktrin Gereja Katolik telah dapat ditemukan dalam tulisan para Bapa Gereja sejak abad-abad awal, seperti, Misa Kudus sebagai kurban syukur, kepemimpinan rasul Petrus dan para penerusnya, doa syafaat para orang kudus, devosi kepada Bunda Maria, dan tentang topik yang sedang kita bahas ini, yaitu kehadiran Yesus dalam Ekaristi. Mari kita melihat beberapa bukti ini:

1) St. Ignatius dari Antiokhia (110), adalah murid dari rasul Yohanes. Ia menjadi uskup ketiga di Antiokhia. Sebelum wafatnya sebagai martir di Roma, ia menulis tujuh surat kepada gereja-gereja, berikut ini beberapa kutipannya:

a. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, dia mengatakan, ��Di dalamku membara keinginan bukan untuk benda-benda materi. Aku tidak menyukai makanan dunia� Yang kuinginkan adalah roti dari Tuhan, yaitu Tubuh Kristus� dan minuman yang kuinginkan adalah Darah-Nya: sebuah makanan perjamuan abadi.�[2]

b. Dalam suratnya kepada jemaat di Symrna, ia menyebutkan bahwa mereka yang tidak percaya akan doktrin Kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi sebagai �heretik�/ sesat: �Perhatikanlah pada mereka yang mempunyai pandangan beragam tentang rahmat Tuhan yang datang pada kita, dan lihatlah betapa bertentangannya pandangan mereka dengan pandangan Tuhan �. Mereka pantang menghadiri perjamuan Ekaristi dan tidak berdoa, sebab mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah Tubuh dari Juru Selamat kita Yesus Kristus, Tubuh yang telah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa��[3]

c. Dalam suratnya kepada jemaat di Filadelfia, ia mengatakan pentingnya merayakan Ekaristi dalam kesatuan dengan Uskup, �Karena itu, berhati-hatilah� untuk merayakan satu Ekaristi. Sebab hanya ada satu Tubuh Kristus, dan satu cawan darah-Nya yang membuat kita satu, satu altar, seperti halnya satu Uskup bersama dengan para presbiter [imam] dan diakon.�[4]

2) St. Yustinus Martir (sekitar tahun 150-160). Ia menjadi Kristen sekitar tahun 130, oleh pengajaran dari para murid rasul Yohanes. Pada tahun 150 ia menulis Apology, kepada kaisar di Roma untuk menjelaskan iman Kristen, dan tentang Ekaristi ia mengatakan: �Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami� Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.�[5]

3) St. Irenaeus (140-202). Ia adalah uskup Lyons, dan ia belajar dari St. Polycarpus, yang adalah murid Rasul Yohanes. Dalam karyanya yang terkenal, Against Heresies, ia menghapuskan pandangan yang menentang ajaran para rasul. Tentang Ekaristi ia menulis, �Dia [Yesus] menyatakan bahwa piala itu, � adalah Darah-Nya yang darinya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti itu�, Ia tentukan sebagai Tubuh-Nya sendiri, yang darinya Ia menguatkan tubuh kita.�[6]

4) St. Cyril dari Yerusalem (315-386), Uskup Yerusalem, pada tahun 350 ia mengajarkan, �Karena itu, jangan menganggap roti dan anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus. Meskipun panca indera kita mengatakan hal yang berbeda; biarlah imanmu meneguhkan engkau. Jangan menilai hal ini dari perasaan, tetapi dengan keyakinan iman, jangan ragu bahwa engkau telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.�[7]

5) St. Augustinus (354-430), Uskup Hippo, mengajarkan, �Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus�.Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling�[dan menjadi roti]�[8]

Melalui pengajaran para Bapa Gereja ini, kita mengetahui bahwa sejak abad awal, Gereja percaya dan mengimani bahwa roti dan anggur setelah dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Dan, maksudnya Ekaristi itu diberikan supaya kita belajar menjunjung tinggi kesatuan Tubuh Mistik Kristus, yang ditandai dengan kesatuan kita dengan dengan para pemimpin Gereja, yaitu uskup, imam dan diakon. Iman sedemikian sudah berakar sejak jemaat awal, dan ini dibuktikan, terutama oleh kesaksian St. Ignatius dari Antiokhia yang mendapat pengajaran langsung dari Rasul Yohanes. Jangan lupa, Rasul Yohanes adalah yang paling jelas mengajarkan tentang Roti Hidup pada Injilnya (lihat Yoh 6). Jadi walaupun doktrin Transubtantion baru dimaklumkan pada abad 13 yaitu melalui Konsili Lateran ke 4 (1215), Konsili Lyons (1274) dan disempurnakan di Konsili Trente (1546), namun akarnya diperoleh dari pengajaran Bapa Gereja sejak abad awal. Prinsipnya adalah: roti dan anggur, setelah dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Karena itu, walaupun rupa luarnya berupa roti dan anggur, namun hakekatnya sudah berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Oleh kesatuan dengan Tubuh yang satu ini, maka kita yang walaupun banyak menjadi satu.

Bukti sejarah

Maka kita dapat melihat bahwa sebelum masa Reformasi Protestan, semua umat Kristen percaya dan mengimani kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi. Maka beberapa gereja yang memisahkan diri dengan Gereja Katolik sebelum masa itu, sebagai contohnya, Nestorianism, Armenianism, gereja Coptic (abad ke -5), gereja-gereja Orthodox (abad ke-11), tetap mempercayai doktrin kehadiran Kristus dalam Ekaristi tersebut.[9]

Jika sekarang ada orang berkata bahwa doktrin tentang kehadiran Yesus dalam rupa roti dan anggur itu sepertinya tidak mungkin, maka sesungguhnya sejak zaman jemaat awalpun, banyak orang yang juga berpendapat demikian. Hal ini dituliskan di Alkitab, yaitu bahwa sejak saat Yesus mengajarkan hal Roti Hidup ini, banyak orang tidak percaya dan meninggalkan Dia (lih Yoh 6: 60). Tentu, jika maksud Yesus hanya mengajarkan bahwa roti itu hanya melambangkan Tubuh-Nya dan anggur itu hanya melambangkan Darah-Nya, Ia tentu dapat mengatakan demikian, �Di dalam roti ini adalah Tubuh-Ku�, atau �Roti ini adalah Tubuh-Ku.� Namun Yesus tidak berkata demikian, sebab Ia dengan jelas berkata, �Inilah Tubuh-Ku� (Mat 26:26; Mrk 14:22; Luk 22:19). Maka, Tradisi Gereja Katolik mengartikan ayat ini secara literal bahwa maksud Yesus adalah: �Ini, substansi ini, yang tadinya roti, sekarang menjadi Tubuh-Ku.�

Banyak dari para pengikut Kristus sejak awal menganggap perkataan-Nya ini sulit dimengerti. Namun faktanya, walaupun demikian, Gereja Katolik tetap memegang teguh ajaran ini selama banyak generasi. Ini adalah suatu bukti yang kuat bahwa ajaran ini berasal dari Allah sendiri, sebab jika tidak, ajaran ini tidak mungkin langgeng dan tidak mungkin dipercayai oleh umat yang tersebar di seluruh dunia.

Bukti dari Mukjizat Ekaristi

Gereja mencatat begitu banyak mukjizat Ekaristi yang terjadi,[10] namun mari kita melihat mukjizat yang paling terkenal, yaitu mukjizat yang terjadi di Lanciano, Italia, pada abad ke-8. Saat itu sekitar tahun 700, seorang imam Basilian pada sebuah biara di Lanciano meragukan ajaran bahwa Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi. Maka suatu hari, pada saat mempersembahkan Misa Kudus, saat ia selesai mengucapkan perkataan Konsekrasi, tiba-tiba hosti itu berubah menjadi sebuah lingkaran daging dan anggur itu menjadi darah. Sang imam menjadi sangat terkejut, bahwa Tuhan telah secara ajaib menjawab segala keraguannya. Sampai sekarang, potongan daging dan darah [sekarang berupa gumpalan darah kering] ditahtakan dan dapat dilihat di dalam gereja itu. Saya berkesempatan menyaksikan sendiri bukti mukjizat ini, saat saya berziarah ke Lanciano pada tahun 2000.

Mukjizat ini telah berkali-kali diperiksa, dan tidak ada tanda-tanda pemalsuan. Paus Paulus VI memperbolehkan agar diadakan penyelidikan ilmiah terhadap kedua species itu pada tahun 1970-1971, dan tahun 1981 (sertifikat pemeriksaannya ada terpajang di sana), oleh beberapa orang dokter Italia dengan menggunakan alat-alat yang canggih.[11] Mereka menyimpulkan bahwa potongan daging itu adalah benar-benar daging manusia, dan demikian juga dengan darah tersebut. Daging tersebut berasal dari irisan hati (jantung hati) manusia yang disebut myocardium, dan darahnya bertipe AB, dan mengandung segala protein yang terdapat pada darah segar manusia. Dan ajaibnya, walaupun daging dan darah tersebut telah dipajang selama 1300 tahun, terkena kontak langsung dengan udara, tanpa zat pengawet sekalipun, keduanya tetap tidak rusak secara biologis. (Silakan melihat gambar berikut ini)


Perbandingan Doktrin Ekaristi menurut Gereja Katolik, Luther, Calvin dan Zwingli.

Gereja Katolik, mengambil dasar dari Alkitab dan pengajaran para Bapa Gereja, mengajarkan apa yang disebut sebagai Transubstansiasi, yaitu, pada saat selesainya diucapkan konsekrasi, substansi roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, walaupun rupa luarnya tetap sebagai roti dan anggur. Jadi prinsipnya:

1) Saat konsekrasi, pada saat roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, maka Kristus pada saat itu sungguh-sungguh hadir secara nyata dengan Tubuh dan Darah-Nya pada species roti dan anggur itu. Itulah sebabnya kita harus dengan penuh hormat menyambutNya. Itu pulalah sebabnya kita menghormati Sakramen Maha Kudus, sebab kita percaya bahwa hosti yang telah dikonsekrasikan itu sudah bukan hosti lagi tetapi sungguh-sungguh Tubuh Kristus.

2) Oleh sebab itu dikatakan bahwa Misa Kudus adalah kurban Kristus, yang dilakukan oleh Gereja, untuk memperingati pengorbanan-Nya sesuai dengan pesan-Nya. Pada saat misa, Tubuh dan Darah Kristus yang satu dan sama itu dihadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus untuk menjadi korban penebus dosa kita manusia.[12]

3) Maka setelah konsekrasi, hanya substansi roti dan anggur-nya saja yang berubah, sedangkan accidents/ penampilan luarnya tetap. Untuk mengerti konsep ini memang diperlukan pengertian filosofis, yaitu bahwa pada setiap benda, kita mengenal adanya substansi dan accidents. Misalnya, hakekat kita manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terdiri tubuh dan jiwa, yang punya ratio dan kehendak bebas, sedangkan accidents-nya adalah warna kulit, bangsa, tinggi/ berat badan, dst. Jika kita mencampur adukkan kedua hal ini (substansi dan accidents) maka akan sulit bagi kita untuk memahami konsep Transubstansiasi ini. Sebab setelah transubsansiasi, maka yang nampak sebagai hosti sudah bukan hosti lagi, karena substansinya telah berubah menjadi Tubuh Kristus, sedangkan accidents-nya tetap sama, yaitu dalam rupa roti dan anggur.

Martin Luther (1483-1546) tidak membedakan antara substansi dan accidents, maka ia mengajarkan konsep kehadiran Yesus yang disebut sebagai Consubstantion/ Companation. Ia mengatakan bahwa setelah didoakan dengan Sabda Tuhan, maka Kristus hadir secara nyata di dalam roti dan anggur itu bersamaan dengan roti dan anggur itu sendiri. Jadi, menurut Luther, pada roti itu adalah benar-benar Tubuh Kristus, dan Darah Kristus, tetapi juga tetap roti dan anggur biasa. Dalam hal ini, Luther tidak mengartikan ayat, �Inilah Tubuh-Ku� secara literal [padahal pada umumnya ia sangat mementingkan arti literal Alkitab]. Sebaliknya, ia mengartikannya secara figuratif, seolah Yesus mengatakan, �Di dalam dan bersama roti ini adalah Tubuh-Ku�. Maka, dengan kata lain, Luther mengartikan bahwa dalam benda yang sama itu substansinya ada dua: roti sekaligus Tubuh Kristus; dan anggur sekaligus juga Darah Kristus.

Luther berpendapat demikian karena ia mengambil analogi Inkarnasi, yaitu bahwa Tuhan Yesus mengambil rupa manusia, dan karena Ke-Tuhanan-Nya yang omnipresent, maka kemanusiaan-Nya juga dapat hadir di mana-mana, yang dikenal sebagai ubiquitism. Semoga tidak ada yang tersinggung jika kita mengatakan, bahwa sesungguhnya pengajaran ini sulit diterima akal, karena itu sama saja mengatakan bahwa kehadiran-Nya dalam hosti kudus, sama saja dengan kehadiran-Nya dalam semua makanan dan benda-benda yang lain.[13] Ajaran ini sepertinya mencampur-adukkan hal yang suci dan yang profan, antara sakramen dan yang bukan sakramen. Hal ini sebenarnya bertentangan dengan self-evident principle, (prinsip yang tak perlu dibuktikan kebenarannya), yaitu �sesuatu tidak dapat menjadi dan tidak menjadi dalam waktu yang sama dan dengan cara yang sama.�

Mungkin karena sulitnya prinsip ini diterima secara umum, maka terdapat banyak pendapat yang saling bertentangan bahkan di kalangan gereja-gereja Protestan sendiri. Kita melihat posisi ekstrim yang dianut oleh Ulrich Zwingli (1483- 1531), yaitu bahwa Yesus tidak mungkin hadir secara nyata (bodily/ real prensence) di dalam Ekaristi [mereka menyebutnya Perjamuan/the Lord�s Supper]. Maka roti dan anggur menurut Zwingli hanyalah simbol saja, sebagai tanda akan Tubuh Kristus, dan tanda akan Darah-Nya. Posisi Zwingli ini tidak bisa menjelaskan Sabda yang dikatakan Yesus, �Inilah Tubuh-Ku�, sebab ia mengartikannya sebagai, �Ini adalah simbol Tubuh-Ku�, yang tentu saja tidak sesuai dengan teks Alkitab.

John Calvin (1509- 1564) kemudian mengambil jalan tengah antara Luther dan Zwingli, dengan mengatakan bahwa kehadiran Yesus di dalam rupa roti dan anggur itu merupakan kehadiran yang nyata, namun hanya spiritual, bukan secara badani. Jadi roti itu bukan sungguh-sungguh Tubuh Yesus, dan anggur itu bukan Darah Yesus, namun Yesus secara spiritual hadir di dalamnya.[14] Maka bagi Calvin, komuni bukanlah persatuan dengan Tubuh Kristus secara literal, tetapi hanya secara spiritual dengan iman. Oleh karena itu, Calvin serupa dengan Melancthon, murid Luther, yang mengatakan bahwa, kehadiran Kristus tidak tergantung dari perkataan konsekrasi yang diucapkan oleh imam yang bicara atas nama Kristus, melainkan tergantung dari iman pribadi yang menerima komuni. Sebenarnya, jika kita kembali kepada teks Alkitab, kita tidak dapat menemukan dasar bahwa kehadiran Yesus �tergantung dari iman pribadi yang menerimanya�. Sebab Yesus hanya berkata dengan jelas dan sederhana, �Inilah Tubuh-Ku�� Dan Gereja Katolik percaya bahwa Sabda-Nya yang berkuasa membuat-Nya menjelma menjadi manusia (lih Yoh 1:14), juga berkuasa mengubah substansi roti itu menjadi Tubuh-Nya. Maka setelah konsekrasi, sepanjang roti itu berupa roti, dan belum terurai menjadi rupa yang lain (rusak secara natural, atau dicerna tubuh manusia), maka Yesus hadir secara nyata oleh kuasa Roh Kudus-Nya.

Selanjutnya, Luther dan Calvin tidak menganggap Ekaristi (the Lord�s Supper/ Perjamuan Kudus) pertama-tama sebagai kurban peringatan dan pernyataan iman akan Misteri Paska Kristus. Karena doktrin �sola fide� (hanya iman saja) yang mereka anut, maka mereka cenderung menganggap Misa yang dilakukan oleh Gereja Katolik sebagai �perbuatan� manusia. Mereka tidak melihat bahwa Ekaristi, yang walaupun melibatkan umat namun pertama-tama adalah perbuatan nyata Kristus sebagai Kepala dengan kesatuan dengan Tubuh Mistik-Nya, yang oleh kuasa Roh Kudus-Nya yang melintasi batas ruang dan waktu, mampu menghadirkan kembali kurban salib-Nya untuk mendatangkan buah-buahnya kepada Gereja-Nya sampai akhir jaman.

Maka, bagi Calvin, Perjamuan Kudus tersebut pertama-tama merupakan pernyataan kasih Tuhan.[15] Gereja Katolik tidak menyangkal bahwa Ekaristi adalah pernyataan kasih Tuhan, namun Gereja Katolik juga melihat bahwa hal ini tidak terlepas dengan perbuatan Kristus yang mengikutsertaan anggota-anggota Tubuh-Nya untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan yang dilakukan oleh-Nya sebagai Kepala. Dalam Misa, Yesus menjalankan peran-Nya sebagai Pengantara yang tunggal antara Allah dan manusia; dengan mengucapkan syukur kepada Allah Bapa dalam kuasa Roh Kudus, dan pada saat yang sama, menjadi kurban dan Imam Agung untuk menyalurkan rahmat pengampunan dosa demi keselamatan kita. Sebab sudah menjadi kehendak-Nya agar kita mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi agar kita beroleh hidup yang kekal (lih. Yoh 6:54); dan agar kita mengenang-Nya dengan cara demikian sampai kedatangan-Nya kembali (1 Kor 11:26). Maka, adanya Ekaristi, adalah pertama-tama karena rahmat Kristus, yang mengundang kita untuk mengambil bagian di dalam-Nya, dan karena itu, Misa bukan �perbuatan� kita semata-mata.

Konsili Trente

Gereja Katolik melalui Konsili Trente (1564) menolak posisi Luther maupun Calvin, dengan menetapkan sebagai berikut:

Session 13, kanon 2, [menyatakan bahwa Consubstantiation sebagai doktrin yang keliru]: �Barang siapa berkata bahwa substansi roti dan anggur tetap ada di dalam sakramen Ekaristi yang kudus, bersamaan dengan Tubuh dan Darah Yesus, dan menolak perubahan yang ajaib dan tunggal menjadi keseluruhan substansi roti menjadi Tubuh Kristus dan keseluruhan anggur menjadi Darah Yesus, dan rupa luar dari roti dan anggur saja yang tertinggal, seperti yang disebut oleh Gereja Katolik sebagai transubstansiasi: biarlah dia menjadi anathema.�[16]

Session 13, kanon 4, [menentang bahwa kehadiran Yesus disebabkan oleh keyakinan pribadi]: �Barang siapa berkata bahwa setelah konsekrasi Tubuh dan Darah Tuhan Yesus tidak hadir di dalam sakramen Ekaristi, tetapi hanya hadir di dalam efek sakramen pada saat itu diterima, dan tidak sebelumnya atau sesudahnya; dan bahwa Tubuh Yesus yang nyata tidak tetap tinggal dalam Hosti yang telah dikonsekrasikan, atau di dalam partikel-partikelnya yang disimpan atau ditinggalkan setelah komuni: biarlah ia menjadi anathema.�

DS 1743, Session 22, bab 2, [menyatakan kesamaan kurban Ekaristi dengan kurban salib Kristus]: �Kurbannya adalah satu dan sama; Pribadi yang sama mempersembahkannya dengan pelayanan para imam-Nya, Ia yang mempersembahkan Diri-Nya di salib, hanya saja cara mempersembahkannya saja yang berbeda.� Maka kurban Misa adalah sama dengan kurban salib Yesus di Golgota, sebab kurban itu menyangkut Pribadi yang sama, yang dikurbankan oleh Imam Agung yang sama, yaitu Yesus Kristus, melalui pelayanan sakramental dari para imam-Nya yang ditahbiskan dan bertindak dalam nama Kristus/ �in persona Christi.�

Konsili Vatikan II dan Katekismus Gereja Katolik

Konsili Vatikan II dan Katekismus Gereja Katolik yang disusun untuk menjabarkan doktrin dengan semangat Konsili tersebut mengajarkan pentingnya Ekaristi dalam kehidupan umat beriman, karena di dalamnya terkandung seluruh �harta� spiritual Gereja, yaitu Kristus sendiri. Oleh karena itu, Ekaristi dikatakan sebagai �sumber dan puncak kehidupan Kristiani�.[17]

KGK 1324 Ekaristi adalah �sumber dan puncak seluruh hidup kristiani� (LG 11). �Sakramen-sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejani serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarahkan kepadanya. Sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita� (PO 5).

KGK 1375 Kristus hadir di dalam Sakramen ini oleh perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah-Nya. Bapa-bapa Gereja menekankan dengan tegas iman Gereja, bahwa Sabda Kristus dan kuasa Roh Kudus bekerja begitu kuat, sehingga mereka dapat melaksanakan perubahan ini. Santo Yohanes Krisostomus menjelaskan:

�Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi tubuh dan darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu� (prod. Jud. 1,6).

Dan santo Ambrosius mengatakan tentang perubahan ini:

�Di sini terdapat sesuatu yang tidak dibentuk alam, tetapi yang dikonsekrir dengan berkat, dan daya guna berkat itu melampaui kodrat, malahan kodrat itu sendiri diubah melalui berkat� Bukankah Kristus, yang dapat menciptakan yang belum ada dari ketidakadaan, dapat mengubah yang ada ke dalam sesuatu, yang sebelumnya tidak ada? Menciptakan hal baru, tidak lebih gampang daripada mengubah kodrat� (myst. 9,50,52).

KGK 1376 Konsili Trente menyimpulkan iman Katolik, dengan menjelaskan: �Karena Kristus Penebus kita mengatakan bahwa apa yang Ia persembahkan dalam rupa roti adalah benar-benar tubuh-Nya, maka di dalam Gereja Allah selalu dipegang teguh keyakinan ini, dan konsili suci ini menjelaskannya kembali: oleh konsekrasi roti dan anggur terjadilah perubahan seluruh substansi roti ke dalam substansi tubuh Kristus, Tuhan kita, dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi darah-Nya. Perubahan ini oleh Gereja Katolik dinamakan secara tepat dan dalam arti yang sesungguhnya perubahan hakiki [transsubstansiasi]� (DS: 1642).

KGK 1377 Kehadiran Kristus dalam Ekaristi mulai dari saat konsekrasi dan berlangsung selama rupa Ekaristi ada. Di dalam setiap rupa dan di dalam setiap bagiannya tercakup seluruh Kristus, sehingga pemecahan roti tidak membagi Kristus Bdk. Konsili Trente: DS 1641.

KGK 1396 Kesatuan Tubuh Mistik: Ekaristi membangun Gereja. Siapa yang menerima Ekaristi, disatukan lebih erat dengan Kristus. Olehnya Kristus menyatukan dia dengan semua umat beriman yang lain menjadi satu tubuh: Gereja. Komuni membaharui, memperkuat, dan memperdalam penggabungan ke dalam Gereja, yang telah dimulai dengan Pembaptisan. Di dalam Pembaptisan kita dipanggil untuk membentuk satu tubuh (Bdk. 1 Kor 12:13).

Kesimpulan

Dari melihat uraian di atas, maka kita melihat betapa doktrin Ekaristi (kehadiran Kristus yang nyata di dalamnya karena Transubstansiasi) yang diajarkan oleh Gereja Katolik mempunyai dasar yang teguh, sebab telah berakar dari Tradisi para rasul dan para Bapa Gereja. Jika pengertian kita tidak demikian, maka itu sama saja kita menilai bahwa para rasul dan para Bapa Gereja dan seluruh Gereja itu selama berabad- abad telah �salah pengertian�. Mungkin inilah yang ada di pikiran para Reformer seperti Luther, Calvin, Zwingli, dst. Tetapi akibatnya, begitu mereka menginterpretasikan sendiri ayat Alkitab dan beberapa perkataan Bapa Gereja tanpa melihat konteksnya, maka akhirnya mereka bertentangan sendiri, karena memegang pengertian yang berbeda-beda. Ironinya, mereka sama-sama meng-klaim bahwa mereka mengartikan ayat Alkitab yang sama, yaitu perkataan Yesus, �Inilah Tubuh-Ku�� Mari kita berhenti sejenak, dan merenungkan ayat tersebut. Biarlah dengan kesederhanaan iman dan kerendahan hati, kita dapat percaya dan mengimani, bahwa memang Kristuslah yang mengubah apa yang nampak sebagai roti itu menjadi sungguh-sungguh Tubuh-Nya sendiri, sehingga yang dipegang-Nya itu bukan roti lagi, walaupun rupanya tetap roti. Kuasa mengubah roti menjadi anggur ini tidak diberikan kepada semua orang, tetapi hanya kepada para rasul-Nya, yang kemudian diteruskan kepada para penerus mereka, yaitu, para imam-Nya melalui tahbisan suci. Dengan demikian Ekaristi juga berkaitan dengan Tahbisan Suci. Tangan-tangan yang telah diurapilah yang diberi kuasa Roh Kudus untuk bertindak atas nama Kristus, untuk melakukan mukjizat yang sangat agung ini.

Karena betapa agungnya makna persatuan kita dengan Kristus dalam Komuni kudus, maka sebelum menyambut-Nya kita harus mempersiapkan diri. Betapa dalamnya makna persatuan itu, sehingga harus merupakan kesatuan total: yaitu kesatuan dengan keseluruhan Tubuh Mistik Kristus yang ada di dalam Gereja Katolik di bawah pimpinan pengganti Rasul Petrus. Inilah sebabnya tidak sembarang orang dapat menyambut Tubuh Kristus, walaupun ia mengimani bahwa roti itu sungguh telah diubah menjadi Tubuh-Nya. Sebab masih ada makna lagi yang harus diimani, yaitu apakah ia mengimani Gereja Kristus yang ada dalam Gereja Katolik yang didirikan di atas Petrus (cf. Mat 16:18).

Kita sebagai orang Katolik sepantasnya bersyukur, bahwa kita memiliki Magisterium,[18] yang dengan setia meneruskan pengajaran Kristus yang otentik, terutama untuk pengajaran tentang Ekaristi ini. Kristus telah mengetahui, bahwa tanpa jaminan �tak mungkin salah� (infallibility) yang diberikan kepada pemimpin Gereja-Nya, maka manusia cenderung mengartikan sendiri pengajaran-Nya yang dapat mengakibatkan perpecahan umat. Maka, Kristus memberikan kuasa �tidak mungkin salah� (infallibility)[19] kepada Bapa Paus agar pengajaranNya dapat dilestarikan dengan murni. Inilah sebabnya, kita dapat dengan teguh mengimani doktrin Ekaristi, sebab kita yakin itu berasal dari Kristus sendiri. Selanjutnya, mari kita berdoa agar semakin hari kita semakin dapat menghayati kedalaman misteri kasih Tuhan yang dinyatakan melalui kehadiran-Nya dalam Ekaristi. Ekaristi merupakan cara Allah mengasihi kita. Sekarang tergantung kita, maukah kita belajar memahami dan menghayati cara Tuhan mengasihi kita, ataukah kita lebih memilih cara kita sendiri untuk merasakan kasih Tuhan?

CATATAN KAKI:

John Henry Cardinal Newman, Essay on the Development of Christian Doctrine (Notre Dame, Indiana: Notre Dame Press, 1989), p. 7-8. [?]
St. Ignatius of Antioch, Letter to the Romans, 7 [?]
St. Ignatius of Antioch, Letter to the Smyrnaeans, 6, 7 [?]
St. Ignatius of Antioch, Letter to the Philadelphians, 4 [?]
St. Yustinus Martir, First Apology 66, 20. [?]
St. Irenaeus, Against Heresy, 5, 2, 2. [?]
St. Cyril of Jerusalam, Catechetical Lectures: 22 (Mystagogic 4), 6 [?]
St. Agustinus, Sermons, no. 227, ML 38, 1099, FC XXXVIII, 195-196. [?]
Lihat Father Frank Chacon and Jim Burnham, Beginning Apologetics 3, (San Juan Catholic Seminars, Farmington, NM), p. 22. [?]
Lihat buku karangan Joan Carroll Cruz, Eucharistic Miracles (Rockford. Illinois: TAN Books, 1987). [?]
In 1970-�71 and taken up again partly in 1981 there took place a scientific investigation by the most illustrius scientist Prof. Odoardo Linoli, eminent Professor in Anatomy and Pathological Histology and in Chemistry and Clinical Microscopy. He was assisted by Prof. Ruggero Bertelli of the University of Siena. The analyses were conducted with absolute and unquestionable scientific precision and they were documented with a series of microscopic photographs. These analyses sustained the following conclusions (see more on this link, please click here)

The Flesh is real Flesh. The Blood is real Blood.
The Flesh and the Blood belong to the human species.
The Flesh consists of the muscolar tissue of the heart.
In the Flesh we see present in section: the myocardium, the endocardium, the vagus nerve and also the left ventricle of the heart for the large thickness of the myocardium.
The Flesh is a �HEART� complete in its essential structure.
The Flesh and the Blood have the same blood-type: AB (Blood-type identical to that which Prof. Baima Bollone uncovered in the Holy Shroud of Turin).
In the Blood there were found proteins in the same normal proportions (percentage-wise) as are found in the sero-proteic make-up of the fresh normal blood.
In the Blood there were also found these minerals: chlorides, phosphorus, magnesium, potassium, sodium and calcium.
The preservation of the Flesh and of the Blood, which were left in their natural state for twelve centuries and exposed to the action of atmospheric and biological agents, remains an extraordinary phenomenon.

In conclusion, it may be said that Science, when called upon to testify, has given a certain and thorough response as regards the authenticity of the Eucharistic Miracle of Lanciano. [?]
Dalam Misa, Kurban Yesus yang satu-satunya dan sama ini dikorbankan dengan cara berbeda; tidak lagi dengan cara berdarah secara fisik seperti yang terjadi di kayu salib (lihat KGK 1367). [?]
Menurut Fr. Chacon, Ibid., p. 6, Gereja Katolik sebaliknya, membedakan bahwa ada 3 macam kehadiran Yesus: 1) Kehadiran Yesus secara natural di mana-mana sebagai Tuhan, melalui pengetahuan-Nya, kuasa-Nya dan esensi-Nya; 2) Kehadiran Yesus secara spiritual dalam setiap orang yang berada dalam keadaan berdamai dengan Tuhan (in the state of grace); 3) Kehadiran Yesus secara substansial berupa Tubuh dan Darah-Nya, di dalam Ekaristi. [?]
Disarikan dari buku Louis Berkhof, Systematic Theology, New Combined Edition, (William B Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, Michigan/ Cambridge, UK) p. 646. [?]
Ibid., p.646. [?]
Anathema, yang sering diterjemahkan sebagai �terkutuk�, namun maksud harafiahnya adalah pemisahan (�cutting-off�, �separation�) untuk menunjukkan bahwa orang tersebut tidak dianggap sebagai anggota kawanan. [?]
1324, Lumen Gentium 11 [?]
Magisterium dipegang oleh Bapa Paus sebagai penerus Rasul Petrus dan para Uskup pembantunya yang dalam kesatuan dengan dia. [?]
Menurut Lumen Gentium 25, Kuasa �tidak mungkin salah�, yang diberikan Yesus kepada Bapa Paus ini (infallibility) hanya berkenaan dengan pengajaran Bapa Paus secara definitive mengenai hal iman dan moral. [?]

Ditulis oleh: Ingrid Listiati
Ingrid Listiati telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.

http://katolisitas.org/1172/sejarah-yang-mendasari-pengajaran-tentang-ekaristi#perbandingan-doktrin-ekaristi-menurut-gereja-katolik-luther-calvin-dan-zwingli

Sunday, July 28, 2013

Memahami Dogma SP Maria Diangkat ke Surga

oleh: P. William P. Saunders *

Seorang teman Protestan bertanya tentang keyakinan kita, umat Katolik, mengenai Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
~ seorang pembaca di Sterling

Berbicara kepada khalayak gembira berjumlah lebih dari 500,000 orang yang memadati St Peter's Square, Paus Pius XII dengan khidmad memaklumkan dalam Munificentissimus Deus tanggal 1 November 1950, bahwa �Bunda Allah yang Tak Bernoda Dosa, Maria yang tetap perawan selamanya, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya.� Walau definisi khidmad baru dimaklumkan pada pertengahan abad keduapuluh, keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga menunjukkan dinamisme pewahyuan dan pemahaman Gereja yang terus-menerus mengenainya seperti dibimbing oleh Roh Kudus.

Memang, kata �Diangkat ke Surga� tidak ada dalam Kitab Suci. Sebab itu, banyak kaum fundamentalis yang menafsirkan Kitab Suci secara harafiah akan mengalami kesulitan dalam memahami keyakinan ini. Namun demikian, pertama-tama kita patut berdiam diri dan merenungkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan, sebab inilah yang menjadi dasar dari keyakinan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Kita percaya teguh bahwa sejak dari awal mula perkandungannya, karena kasih karunia istimewa dari Allah Yang Mahakuasa, Maria bebas dari segala noda dosa, termasuk dosa asal. Malaikat Agung St Gabriel mengenali Maria sebagai �penuh rahmat,� �terpuji di antara perempuan,� dan �bersatu dengan Tuhan.� Maria telah dipilih untuk menjadi Bunda Juruselamat kita. Dari kuasa Roh Kudus, ia mengandung Tuhan kita, Yesus Kristus, dan melalui dia, sungguh Allah menjadi juga sungguh manusia, �Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita� (Yoh 1:14).

Sepanjang masa hidupnya, walau catatan dalam Injil amat terbatas, Maria senantiasa menghadirkan Tuhan kita kepada yang lain: kepada Elisabet dan puteranya, Yohanes Pembaptis, yang melonjak kegirangan dalam rahim ibundanya atas kehadiran Tuhan yang masih berada dalam rahim BundaNya; kepada para gembala yang sederhana dan juga kepada para majus yang bijaksana; pula kepada warga Kana ketika Tuhan kita meluluskan kehendak BundaNya dan melakukan mukjizat-Nya yang pertama. Terlebih lagi, Maria berdiri di kaki salib bersama Putranya, memberi-Nya dukungan dan berbagi penderitaan dengan-Nya lewat kasihnya seperti yang hanya dapat diberikan oleh seorang ibunda. Dan akhirnya, Maria ada bersama para rasul pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun dan Gereja dilahirkan. Sebab itu, masing-masing dari kita dapat melihat serta merenungkan Maria sebagai hamba Allah yang setia, yang ikut ambil bagian secara intim dalam kelahiran, kehidupan, wafat dan kebangkitan Tuhan kita.

Suatu bukti penting lainnya dalam Kitab Suci yang menegaskan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, dapat ditemukan dalam Kitab Wahyu, �Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya� (12:1). Ayat ini merupakan bagian dari bacaan pertama dalam Misa Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Kendati aspek kronologis dari teks, Gereja telah menafsirkan ayat ini sebagai menunjuk kepada Bunda Maria yang telah diangkat ke dalam kemuliaan surga dan dimahkotai sebagai Ratu Surga dan Bumi, dan sebagai Bunda Gereja.

Karena alasan-alasan ini, kita percaya bahwa janji Tuhan yang diberikan kepada setiap kita akan keikutsertaan dalam hidup yang kekal, termasuk kebangkitan badan, digenapi dalam diri Maria. Sebab Maria bebas dari dosa asal dan segala konsekuensinya (salah satunya adalah kerusakan badan setelah kematian), sebab ia ikut ambil bagian secara intim dalam hidup Tuhan dan dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, dan sebab ia ada saat Pentakosta, maka model dari pengikut Kristus ini sungguh pantas ikut ambil bagian dalam kebangkitan badan dan kemuliaan Tuhan di akhir hidupnya. (Patut dicatat bahwa definisi khidmad tersebut tidak menjelaskan apakah Maria wafat secara fisik sebelum diangkat ke surga atau langsung diangkat ke surga; hanya dikatakan, �Maria, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia �.�) Katekismus, dengan mengutip Liturgi Byzantine, memaklumkan, �Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Putranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain. `Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu'� (No 966).

Secara ringkas, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dari Konsili Vatikan Kedua mengajarkan, �Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut� (No 59).

Keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga telah lama ada dalam Gereja kita. Kita patut ingat bahwa Gereja Perdana disibukkan dengan menanggapi pertanyaan-pertanyaan seputar Kristus, teristimewa Inkarnasi-Nya dan persatuan hipostatik-Nya (persatuan ke-Allah-an dan kodrat manusiawi-Nya). Namun demikian, dalam membahas pertanyaan-pertanyaan ini, Gereja secara perlahan-lahan memaklumkan gelar-gelar bagi Maria sebagai Bunda Allah dan sebagai Hawa Baru, pula keyakinan akan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa, yang kesemuanya itu merupakan dasar dari Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Dalam Munificentissimus Deus, Paus Pius XII menyebutkan banyak Bapa Gereja dalam usaha menelusuri tradisi yang telah lama ada sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga - beberapa di antaranya St Yohanes Damaskus, St Andreas dari Crete, St Modestus dari Yerusalem dan St Gregorius dari Tours. Uskup Theoteknos dari Livias (� 550-650) menyampaikan salah satu dari khotbah awali yang paling mendalam mengenai SP Maria Diangkat ke Surga, �Sebab Kristus mengambil kemanusiaan-Nya yang tak bernoda dari kemanusiaan Maria yang tak bernoda; dan apabila Ia telah mempersiapkan suatu tempat di surga bagi para rasul-Nya, betapa terlebih lagi Ia mempersiapkannya bagi BundaNya; jika Henokh telah diangkat dan Elia telah naik ke surga, betapa terlebih lagi Maria, yang bagaikan bulan bercahaya cemerlang di antara bintang-bintang dan mengungguli segala nabi dan rasul? Sebab bahkan meski badannya yang mengandung Tuhan merasakan kematian, badan itu tidak mengalami kerusakan, melainkan dipelihara dari kerusakan dan cemar dan diangkat ke surga dengan jiwanya yang murni dan tak bercela.�

St Yohanes Damaskus (wafat 749) juga menuliskan suatu kisah yang menarik sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga, �St Juvenal, Uskup Yerusalem, dalam Konsili Kalsedon (451), memberitahukan kepada Kaisar Marcian dan Pulcheria, yang ingin memiliki tubuh Bunda Allah, bahwa Maria wafat di hadapan segenap para rasul, tetapi bahwa makamnya, ketika dibuka atas permintaan St Thomas, didapati kosong; dari situlah para rasul berkesimpulan bahwa tubuhnya telah diangkat ke surga.� Secara keseluruhan, para Bapa Gereja membela dogma SP Maria Diangkat ke Surga dengan dua alasan: Sebab Maria bebas dari noda dosa dan tetap perawan selamanya, ia tidak mengalami kerusakan badan, yang adalah akibat dari dosa asal, setelah wafatnya. Juga, jika Maria mengandung Kristus dan memainkan peran yang akrab mesra sebagai BundaNya dalam penebusan manusia, maka pastilah juga ia ikut ambil bagian badan dan jiwa dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya.

Kaisar Byzantine Mauritius (582-602) menetapkan perayaan Tertidurnya Santa Perawan Maria pada tanggal 15 Agustus bagi Gereja Timur. (Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa perayaan ini telah tersebar luas sebelum Konsili Efesus pada tahun 431.) Pada akhir abad keenam, Gereja Barat juga merayakan SP Maria Diangkat ke Surga. Sementara Gereja pertama-tama menekankan wafat Maria, secara perlahan-lahan terjadi pergeseran baik dalam gelar maupun substansinya, hingga pada akhir abad kedelapan, Sacramentarium Gregorian memiliki doa-doa bagi perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada masing-masing kita pengharapan besar sementara kita merenungkan satu sisi ini dari Bunda Maria. Maria menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendak-Nya, agar mengubah hidup kita melalui kurban dan penitensi, dan mencari persatuan abadi dalam kerajaan surga. Pada tahun 1973, Konferensi Waligereja Katolik dalam surat �Lihatlah Bundamu� memaklumkan, �Kristus telah bangkit dari mati; kita tidak membutuhkan kepastian lebih lanjut akan iman kita ini. Maria diangkat ke surga lebih merupakan suatu pengingat bagi Gereja bahwa Tuhan kita menghendaki agar mereka semua yang telah diberikan Bapa kepada-Nya dibangkitkan bersama-Nya. Dalam Maria diangkat ke dalam kemuliaan, ke dalam persatuan dengan Kristus, Gereja melihat dirinya menjawab undangan dari Mempelai surgawi.�

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Church in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : �Straight Answers: Understanding the Assumption� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Thursday, July 25, 2013

Upacara Pelepasan Jenazah

LAGU PEMBUKAAN:

TANDA SALIB DAN SALAM:

P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kita dalam segala penderitaan.
U : Sekarang dan selama-lamanya

KATA PEMBUKA:

P : Ibu-Bapak, saudara-saudariku sekalian, keluarga yang berduka yang terkasih dalam Kristus. Dengan rasa sedih hati kita mengadakan upacara perpisahan dengan���..yang kita kasihi ini. Sebentar lagi kita akan menghantar dia ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Namun kita tidak boleh putus asa seperti orang yang tidak mempunyai harapan. Sebab kita menaruh harapan kepada Kristus yang telah meng-hancurkan kekuasaan maut dengan kebangkitan-Nya yang mulia. Maka marilah kita mendoakan keselamatan kekal baginya dan peneguhan iman bagi kita semua, terutama bagi keluarga yang ditinggalkan.

PERNYATAAN TOBAT:

P : Agar doa-doa yang kita panjatkan ke hadirat Allah yang Maharahim diterima, marilah kita terlebih dahulu menyesali dan memohon ampun dariNya atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengalami kematian sebagai manusia, tetapi dibangkitkan oleh kekuasaan Bapa dalam Roh Kudus.
Tuhan kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Engkaulah kebangkitan dan kehidupan; barang siapa percaya kepada-Mu akan memperoleh kehidupan yang kekal.
Kristus, kasihanilah kami.
U : Kristus, kasihanilah kami
P : Engkau akan datang dengan mulia untuk mempersatukan kami semua dalam kerajaan Bapa.
Tuhan kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin

Marilah Berdoa:P : Allah, Bapa kami yang Maharahim dengan penuh harapan kami menyerahkan hambaMu ini �����..�, ke tanganMu. Berikanlah dia istirahat penuh terang dan damai dalam kerajaanMu. Ampunilah ya Bapa, segala dosa dan kesalahannya. Semoga ia bersatu dengan para hambaMu untuk menikmati cahaya kebahagiaan kekal dan memuji kebaikanMu.
Kami juga berdoa bagi kami semua yang masih berziarah di bumi ini, terutama bagi keluarga yang sedang berkabung. Engkaulah, ya Bapa sumber belaskasihan dan penghiburan, Engkau mencintai kami dengan kasih abadi; Engkau mengubah maut yang gelap gulita menjadi fajar yang gilang-gemilang berkat kebangkitan mulia PuteraMu. Maka kami mohon, semoga keluarga yang sedang berkabung ini dapat menanggung duka-citanya dengan tabah dan menaruh kepercayaan serta harapannya kepadaMu.
Demi Yesus Kristus, Puteramu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa.
U : Amin

LITURGI SABDA:

BACAAN I:
APAKAH YANG DAPAT MEMISAHKAN KITA DARI CINTA KASIH KRISTUS.
Pembacaan dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:31b-35,37-39).
L : 8:31b Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau peng-aniayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan , atau bahaya, atau pedang? 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orangorang yang menang baik malaikat-malaikat, maupun pemerintahpemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
L : Demikian Sabda Tuhan
U : Amin

LAGU ANTAR BACAAN:

BACAAN INJIL (LUKAS 23-33,39-43)
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Suci Yesus Kristus menurut Santo Lukas
U : Dimuliakanlah Tuhan
P : HARI INI JUGA ENGKAU AKAN ADA BERSAMA-SAMA DENGAN AKU DI DALAM FIRDAUS
23:33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri- Nya, 23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Yesus, katanya: �Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami! 23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: �Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.� 23:42 Lalu ia berkata kepada Yesus: �Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.� 23:43 Kata Yesus kepadanya: �Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus"
P : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus

HOMILI

DOA UMAT
P : Ya Allah yang Maha murah, Engkau adalah sumber kehidupan kami yang selalu setia menuntun segala langkah kehidupan kami di kala suka maupun duka. Kami percaya, bersama dengan Dikau kami mampu untuk membuat hidup ini menjadi makin bermakna. Karena itu ya Tuhan, sudilah Engkau mendengarkan doa-doa umatMu yang berhimpun di sini.
P1 : Allah, Bapa kami di dalam surga, kepadaMu kami menyerahkan ����..� yang kami kasihi ini. Engkau telah menciptakan dan menempatkan dia di dunia ini untuk mengabdi kepadaMu dan sesamanya. Engkaulah yang memanggil dia. Semoga ia pantas bertemu dengan Dikau dan berbahagia bersama Engkau di surga. Marilah kita memohon �..�.
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P2 : Semoga Engkau dengan murah hati mengasihani dia yang telah kembali kepadamu. Marilah kita memohon ��..�
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P3 : Semoga ia yang telah Kau murnikan dengan air permandian, tetap Kau sucikan pula dengan kemurahan belaskasihanMu. Marilah kita memohon ���
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P4 : Semoga ia yang selama hidupnya memperjuangkan kebenaran, keadilan, cinta kasih dan damai, Kau beri pahala di surga. Marilah kita memohon �..�.
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P5 : Semoga di akhirat, ia Kau beri tempat yang tenteram dan terang bersama dengan orang-orang kudusMu. Marilah kita memohon ���
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P6 : Semoga kami yang bersedih hati atas kematiannya, terutama keluarga yang berduka, Kau hibur dengan harapan akan persatuan kelak di surga. Marilah kita memohon ��.�
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
P : Allah yang kekal dan kuasa, Engkau senantiasa menyayangi umatMu. Engkaulah kebahagiaan bagi semua orang yang meninggal dalam Dikau. Semoga dalam kerahimanMu beristirahatlah ������..� yang kami kasihi. Kabulkanlah dengan rela doadoa kami ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin

BAPA KAMI

P : Marilah kita satukan semua doa permohonan dan kerinduan hati kita, dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri:
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
P : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damaiMu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U : Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selamalamanya
P : Damai Tuhan kita Yesus Kristus, beserta kita U : Sekarang dan selama-lamanya.

PEMBERKATAN JENAZAH

P : Ibu-Bapak, saudara-saudariku sekalian yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Sebentar lagi kita akan berpisah secara jasmani dengan �����..� yang kita kasihi ini. Maka dengan hati yang tabah, kita memberikan penghormatan yang terakhir kepadanya, karena kita berharap bahwa ia akan bangkit bersama Kristus yang telah diimaninya untuk kehidupan yang kekal. Maka air suci akan direciki di atas dia sebagai lambang pembaptisannya dan jenazahnya akan didupai, supaya keharuman amal baktinya di dunia ini berkenan kepada Tuhan.
P : Ya Tuhan, siramilah hambaMu ini �����. yang masuk ke alam kekal, dengan air kehidupan.
U : Terimalah dia, ya Tuhan.
P : Supaya ia hidup bahagia selamanya bersama para kudusMu dalam kerajaan surga.
U : Terimalah dia, ya Tuhan.
P : Dari bumi aku berseru kepadaMu, ya Tuhan. Sudilah Engkau mendengarkan seruanku.
U : Terimalah dia, ya Tuhan.
P : PadaMu, ya Tuhan, ada pengampunan dosa agar semua orang mengabdi kepadaMu dengan hati yang gembira.
U : Terimalah dia, ya Tuhan.
P : Aku percaya kepadaMu, ya Tuhan; jiwaku percaya akan SabdaMu.
U : Terimalah dia, ya Tuhan.
P : Pada-Mu, ya Tuhan, ada belaskasihan serta penebusan berlimpah ada pada-Mu
U : Terimalah dia, ya Tuhan
P : Hai para kudus dan para malaikat Allah, datanglah menyongsong �����. ini dan hantarkanlah dia kepada Kristus.
U : Di hadapan Allah yang Mahatinggi.
P : Semoga Kristus menyambutmu, sebab Dia-lah yang telah memanggil engkau. Semoga para malaikat mengiringi dan menjemput engkau ke pangkuan Abraham.
U : Di hadapan Allah yang Mahatinggi
P : Tuhan, berilah dia istirahat kekal dan sinarilah dia dengan cahaya abadi
U : Di hadapan Allah yang Mahatinggi
P : Marilah berdoa:
Ya Tuhan, kehidupan dan kematian kami berada di dalam tanganMu sendiri. Engkau telah menciptakan manusia karena kasih dan cintaMu. Ya Tuhan, lihatlah kami putera-puteri-Mu yang kini berhimpun di sekitar peti jenazah dari �����... yang kami kasihi ini. Kami semua berduka cita atas kematiannya. Maafkan kami ya Tuhan, jika kami belum sempat mengucapkan terima kasih kami kepadanya atas segala kebaikan yang telah dilakukannya kepada kami. Kami juga menyesal jika kami belum sempat meminta maaf atas segala dosa dan kesalahan yang telah kami lakukan terhadapnya. Akan tetapi kami percaya bahwa kasihMu jauh lebih kuat daripada keinginan manusiawi kami. Kami mohon berkat belaskasihan-Mu kepada ����������, janganlah Engkau serahkan dia kepada kekuasaan maut, tetapi bebaskanlah dia demi jasa Kristus, Putera-Mu. Biarkanlah darah dan air yang tercurah dari lambung Kristus, PuteraMu itu membersihkan dia dari segala dosa dan kesalahannya sehingga ia, dengan jiwa yang bersih dapat menghadap Engkau, Penciptanya, Bapanya dan juga Bapa kami bersama. Tuhan, dalam kehidupan di dunia ini, ia telah dikuatkan dan disegarkan dengan santapan Tubuh dan Darah Kristus Putera-Mu. Maka kami mohon, perkenankanlah ia kini mengambil bagian dalam perjamuan surgawi-Mu. Disanalah kami semua akan dipertemukan kembali untuk memuji dan memuliakan Dikau dalam keabadian. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin.
P : �����.,terima kasih atas segala kebaikan, jasa dan pengorbanan hidupmu yang telah engkau perbuat selagi masih hidup bersama dengan kami. Atas segala tanda kasihmu itu, kami hanya sanggup mengucapkan terima kasih dan selamat jalan, bawalah selalu tanda kemenangan Kristus: Dalam nama Bapa dan (+) Putera Roh Kudus.
U : Amin.
(Lalu jenazah direciki dengan air suci dan didupai. Keluarga diperkenankan untuk menyirami jenazah dengan minyak wangi yang sudah diberkati. Sebaiknya diiringi dengan lagu yang sesuai)

DOA PENUTUP

P : Marilah berdoa:
Allah dan Bapa kami yang Maha baik, kami mempercayakan �����.� yang kami kasihi ini kepada kerahimanMu. Kami percaya, bahwa semua orang yang meninggal dalam Kristus akan hidup bersama Kristus. Kepercayaan ini memberi kami harapan dan menabahkan hati kami dalam kesusahan. Dengarkanlah doa umatMu ini dan bukalah pintu surga bagi dia yang sudah Engkau panggil. Semoga kami yang masih berziarah di bumi ini, terutama semua anggota keluarga yang ditinggalkannya selalu saling membantu dalam segala tantangan hidup ini; dan semoga kami tetap menaruh kepercayaan yang teguh akan sabda-Mu, bahwa kami juga akan menyongsong Kristus untuk bersatu dengan Dia selama-lamanya. Sebab Dialah PuteraMu, Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang segala masa.
U : Amin

BERKAT

P : Tuhan beserta kita U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita sekalian, semua yang kita doakan dan perjalanan kita menghantar �������..� ke tempat peristirahatannya yang terakhir, senantiasa dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa: Bapa dan (+) Putera dan Roh Kudus
U : Amin.
P : Saudara-saudariku sekalian, marilah kita berangkat ke pekuburan untuk menghantar ������ yang kita kasihi ini ke tempat istirahatnya yang terakhir. Semoga damai Tuhan menyertai kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya

LAGU PENUTUP

Sunday, July 21, 2013

IBADAT TIRAKATAN - Menunggui jenazah

Lagu Pembukaan PS. No.712

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah Allah, bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kita dalam segala penderitaan.
U : Sekarang dan selama-lamanya

P : Bapak/ibu dan Sdr/sdri terkasih, pada malam ini kita bersama-sama memberi penghormatan kepada Sdr NN yang (kemarin sore) dipanggil oleh Allah. Kematiannya menyadarkan kita bahwa hidup kita ada dalam tangan Tuhan. Maka marilah kita merenungkan kerahiman Tuhan, asal dan tujuan hidup kita, sambil memohon agar saudara kita yang meninggal ini diterima dalam kemuliaan abadi.
------ hening sejenak -------

Doa Pembuka
P : Marilah berdoa :
Allah Bapa, sumber segala penghiburan, kami mohon, bukalah hati kami, agar dapat mendengarkan dan merenungkan sabdaMu. Kami sedih karena kematian saudara kami NN, tetapi semoga sabdaMu dapat memberikan hiburan, dan memberikan terang dalam kegelapan, serta keteguhan iman dalam cobaan. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kini dan sepanjang masa.
U : Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kedua Rasul Paulus kepada Timoteus(2 Tim 2:8-13)

L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah

Doa Renungan

P : Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahapengasih, perkenankanlah hambaMU .......NN....., yang telah meninggal bersama Kristus berkat sakramen pembaptisan, ikut pula menikmati kebangkitan bersama-sama dengan Dia, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U : Amin.

Lagu Antar Bacaan PS. No.713

Bacaan Injil
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas (7:11-24)
U : Dimuliakanlah Tuhan

P : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Terpujilah Kristus

Renungan Singkat

Doa Umat
P : Sdr/sdri, marilah kita berdoa kepada Allah, yang menguasai hidup dan mati, Bapa kita yang berbelas kasihan, dan sumber segala penghiburan.
P : Bagi saudara kita Labre Benedictus Manusmara. Karena pembaptisan ia telah menjadi anak Allah. Semoga ia diperkenankan masuk ke rumah Bapanya.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P : Semoga sesudah segala cobaan di dunia ini, ia diterima dalam kedamaian dan kebahagiaan kerajaan Allah.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga Tuhan mengganjar segala kebaikannya dgn anugerah berlimpah.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Untuk seluruh keluarganya : supaya Tuhan menghibur dan menguatkan mereka semua.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga kepercayaan kita jangan goncang karena cobaan tetapi semakin berakar dalam Kristus, kebangkitan dan kehidupan kita.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga kita yang ditinggalkan di dunia ini, kelak bertemu kembali dengan saudara kita di Surga.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga saudara kita yang telah dipanggil Tuhan, menikmati kebahagiaan kekal dan kelak menjemput kita.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Untuk seluruh umat Allah: semoga semua warga memberi kesaksian tentang kebangkitan dng sikap cinta kasih dan semangat berkurban.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Bapa yang baik hati, dengarkanlah doa kami yang penuh harapan. Kuatkanlah kami dalam duka cita ini dan terimalah kami juga dalam suka cita abadi. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
P : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita satukan semua doa kita dengan doa yang diajarkan Kristus sendiri.
P + U : Bapa Kami��
Penutup
P : Ya Tuhan, anugerahilah dia istirahat kekal.
U : Dan sinarilah dia dengan cahaya abadi
P : Semoga ia beristirahat dalam damai
U : Amin.
P : Saudara-saudari sekalian. Dengan ini ibadat kita sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah
P : Semoga kita sekalian senantiasa diberkati oleh Allah, Bapa yang mahakuasa. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin

Lagu Penutup PS. No.714

Friday, July 19, 2013

Ibadat Pemakaman

Lagu PS. No.
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kita dalam segala penderitaan.
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Bapak/ibu dan Sdr/sdri terkasih, Tuhan Yesus Kristus telah bersabda: �Biji gandum yang tidak ditanam dan mati, akan tetap tinggal sebiji; tetapi jika mati, akan berbuah banyak sekali�. Kini kita menyerahkan tubuh saudara kita kepada pangkuan ibu pertiwi. Tetapi seperti Kristus turun ke alam maut, lalu bangkit dengan mulia, demikian pun saudara kita ini akan dibangkitkan untuk kehidupan kekal. Marilah kita saling meneguhkan dalam kepercayaan ini.
------ hening sejenak -------

Doa Pembuka
P : Marilah berdoa :
Allah Bapa yang maharahim, kehidupan dan kematian kami berada di tangan-Mu. Engkau telah memanggil saudara kami NN dari kehidupan di dunia ini menghadap hadirat-Mu. Dengan hati sedih kami berada di sini untuk membaringkan jenazah saudara kami dalam makam. Namun dengan penuh harapan kami menantikan kebangkitan, sebab Kristus telah bangkit sebagai yang pertama dari antara orang-orang mati. Maka kasihanilah dia, ya Tuhan, kasihanilah dia, dan terimalah dia dalam pelukan cinta kasih-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kini dan sepanjang masa.
U : Amin

Bacaan Injil
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes (6:37-40)
U : Dimuliakanlah Tuhan

P : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Terpujilah Kristus

Pemberkatan Makam
P : Marilah berdoa :
Tuhan Yesus Kristus, Engkau sendiri berbaring dalam makam selama tiga hari. Kami mohon, sucikanlah makam ini, agar hamba-Mu yang kami istirahatkan di sini akhirnya bangkit bersama Engkau dan hidup mulia sepanjang segala masa.
U : Amin.

Makam direciki air suci dan (didupai). Kemudian peti diturunkan dengan iringan nyanyian.
Lagu PS. No.

Direciki air suci:
P : Ketika dibaptis kita disatukan dengan Kristus dan turut mati bersama denganNya. Saudara kita ini sekarang mati bersama dengan Kristus. Semoga ia hidup pula dalam keadaan baru seperti Kristus.

Didupai:
P : Semoga doa-doa kita mengringi saudara kita ini dalam perjalanannya menuju rumah Bapa.

Ditaburi bunga:
P : Semoga kuntum hidup ilahi yang telah ditanamkan dalam diri saudara kita ini, mekar bagaikan bunga yang semerbak harum mewangi.

Ditaburi tanah yang sudah diberkati:
P : Manusia diciptakan dari tanah dan ia kembali ke tanah. Semoga Kristus mengalahkan kebinasaan maut dan memulihkan saudara kita ini dalam kebangkitan mulia.

Ditandai salib:
P : Saudara terkasih, masukilah hidup abadi dengan membawa tanda kemenangan Kristus: Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin.

Lagu PS. No.
(untuk mengiringi penimbunan makam)

Doa Umat
P : Sdr/sdri, marilah kita berdoa kepada Allah, Bapa yang maharahim, bagi saudara kita yang meninggal dalam persatuan dengan Tuhan.
P : Semoga dosanya diampuni. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P : Semoga amalnya diterima dengan baik. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga ia menikmati kehidupan kekal. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P : Marilah kita berdoa pula bagi semua orang yang berkabung atas kematian saudara kita ini:
P : Semoga kesepian mereka dipenuhi dengan cinta kasih Allah. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga mereka dihibur dalam kesusahan mereka. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga iman dan harapan mereka diperteguh. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

P : Marilah kita juga berdoa bagi diri kita sendiri.
P : Semoga kita tetap tabah dan tekun dalam pengabdian kepada Tuhan. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga hati kita tidak tenggelam dalam urusan duniawi, tetapi selalu terbuka bagi Tuhan.
Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Allah yang kekal dan kuasa, Engkaulah Tuhan bagi orang hidup dan mati. Kami mohon belas kasihanMu bagi saudara kami NN ini. Ampunilah segala dosanya, agar ia bergembira atas diriMu dan tak henti-hentinya memuji Engkau. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.

Penutup
P : Sdr/sdri terkasih, marilah kita bersama-sama mengucapkan doa yang kita terima dari Yesus sendiri.
U : Bapa kami ......................................................
P : Ya Tuhan, anugerahilah dia istirahat kekal.
U : Dan sinarilah dia dengan cahaya abadi
P : Semoga semua orang yang sudah meninggal beristirahat dalam damai
U : Amin.
P : Bpk/ibu dan Saudara-saudari sekalian. Dengan ini ibadat pemakaman sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah
P : Semoga kita sekalian senantiasa diberkati oleh Allah, Bapa yang mahakuasa. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin

Thursday, July 18, 2013

Homili Ibadat Peringatan Arwah : ( 100 Hari )

Bacaan 1 : Roma 14 : 7-9
Injil : Yohanes 6 : 37-40

�Supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal, dan supaya Aku membangkitkannya di akhir zaman�.

Apa yang disampaikan oleh Yesus ini adalah berkaitan dengan peringatan arwah-arwah yang sudah meninggal. Bapa melalui Putera-Nya Yesus menghendaki agar semua orang selamat dan akan dibangkitkan pada akhir zaman.

Walau demikian, tidak semua percaya kepada-Nya, bahkan mencaci dan membunuh-Nya utusan Allah atau Allah sendiri yang hadir di tengah �tengah dunia ini. Semua orang tahu bahwa akan ada penghakiman terakhir, namun banyak yang tidak siap. Banyak yang tidak peduli atau lebih tertarik dengan tawaran dunia ini. Inilah saatnya bagi kita untuk mendoakan saudara-saudara kita yang sudah tiada, biarlah Tuhan melalui Yesus memberikan pengampunan dan kerahiman sehingga mereka diperbolehkan menikmati kehidupan bersama para kudus lainnya. Demikian renungan singkat hari ini, God bless you all.

Sejak awal mula Gereja meyakini bahwa hidup kita tidak dilenyapkan oleh kematian melainkan diubah Gereja menemani perjalanan orang beriman yang meninggal dan sedang menuju ke Allah itu melalui segala macam doa. Praktek doa Gereja bagi mereka yang meninggal dunia didasarkan, selain pada iman akan kebangkitan Kristus, juga pada communio sanctorum, persekutuan orang-orang kudus dalam Gereja. Persekutuan itu meliputi: mereka yang sudah mulia bersama Allah di surga, mereka yang masih hidup di dunia ini, dan mereka yang sudah meninggal namun belum masuk secara penuh dalam kemuliaan Allah dan masih perlu mengalami penyucian. Untuk kelompok yang terakhir inilah doa peringatan arwah diadakan. Sebagai warga Gereja, mereka semua entah yang masih hidup atau sudah mati tetap saling berhubungan dan saling dukung dalam cinta dan doa.

Keseluruhan doa peringatan arwah dijiwai oleh iman dan harapan akan kemurahan hati Allah sebagaimana terungkap dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus. Gereja sejak semula punya kebiasaan mendoakan orang yang sudah meninggal. Bahkan menjelang akhir masa PL kebiasaan itu telah ada (2 Mak 12:42-45). Bentuk-bentuk doa bagi peringatan arwah meliputi perayaan Ekaristi, doa-doa, amal dan olah kesalehan. Dalam setiap perayaan Ekaristi, mereka yang telah meninggal tak pernah lalai disebutkan dalam Doa Syukur Agung. Keseluruhan karya penyelamatan Allah dalam Kristus dijabarkan dan dirayakan dalam rentang waktu satu tahun liturgi, yang dimulai dari masa Adven dan berpuncak pada Paskah.

Betapa benar bahwa kita yang hidup di dunia ini harus selalu berjaga-jaga. Kematian tidak pernah bisa diperkirakan datangnya. Bahkan orang yang sudah sakit kritis sekalipun, tidak bisa kita tebak kapan Tuhan sungguh menginginkan dia pulang. Ada orang yang kritis berbulan-bulan dengan batuan segala obat dan alat. Tapi ada juga orang yang hanya sakit perut ringan, dalam 2 hari dipanggil �pulang�. Kalau sudah begitu, apa yang bisa kita bawa ketika menghadap Dia? Katanya, detik terakhir sebelum kematian, masih memungkinkan kita untuk bertobat. Seperti penjahat yang disalib di sebelah Yesus yang bertobat dan diampuni. Tetapi apakah harus menunggu sampai detik terakhir baru kita mau bertobat ? Karena ketika kematian sudah terjadi, semua sudah terlambat. Arwah sudah tidak bisa meminta ampun sendiri pada Allah. Maka menjadi kewajiban kita yang masih hidup di dunia ini untuk mendoakan mereka, memohonkan pengampunan dosa bagi mereka. Dan sebagai gantinya, ketika mereka sudah tiba di surga, dan bergabung bersama para kudus disana, merekalah yang akan mendoakan kita yang masih berkelana di dunia ini. Betapa hidup ini amat singkat dan tak terduga. Maka tidak ada salahnya pepatah yang mengatakan �hiduplah seperti engkau akan mati besok pagi�. Mengisi kehidupan dengan perbuatan baik, amal ibadah, rendah hati dan melayani sesama. Sehingga apabila sungguh kita mati besok pagi, tidak ada lagi yang patut disesali. Orang mungkin bertanya, �Bagaimana jika jiwa orang yang kita doakan telah dimurnikan sepenuhnya dan telah pergi ke surga?� Kita yang di dunia tidak mengetahui baik pengadilan Tuhan ataupun kerangka waktu ilahi; jadi selalu baik adanya mengenangkan saudara-saudara yang telah meninggal dunia serta mempersembahkan mereka kepada Tuhan melalui doa dan kurban. Namun demikian, jika sungguh jiwa yang kita doakan itu telah dimurnikan dan sekarang beristirahat di hadirat Tuhan di surga, maka doa-doa dan kurban yang kita persembahkan, melalui kasih dan kerahiman Tuhan, akan berguna bagi jiwa-jiwa lain di api penyucian.

Sebab itu, kita sekarang tahu bahwa bukan saja praktek ini telah dilakukan sejak masa Gereja Perdana, tetapi kita juga memahami dengan jelas pentingnya berdoa bagi jiwa-jiwa mereka yang telah meninggal dunia. Jika seseorang meninggal, bahkan jika orang tersebut bukan seorang Katolik, mohon intensi Misa bagi kedamaian kekal jiwanya dan mempersembahkan doa-doa kita jauh lebih bermanfaat serta membantu daripada segala macam kartu simpati atau karangan bunga dukacita. Yang terpenting ialah, hendaknya kita senantiasa mengenangkan mereka yang kita kasihi yang telah meninggal dunia dalam perayaan Misa Kudus dan melalui doa-doa dan kurban kita sendiri guna membantu mereka agar segera mendapatkan kedamaian kekal.

Kembali kepada pertanyaan berapa lama kita harus mendoakan para arwah, anjurannya adalah teruslah berdoa tanpa henti. Kita tidak pernah dapat mengetahui kapan seseorang boleh meninggalkan api penyucian dan masuk surga. Dan seandainya mereka tidak lagi memerlukan doa-doa kita, doa kita tetap ada gunanya. Tidak ada doa yang "sia-sia". Allah menjamin bahwa pahala doa kita akan diberikan kepada orang lain yang membutuhkannya. Kalau orang-orang yang kita cintai dan kita doakan kini sudah ada di surga, Allah akan mengizinkan mereka untuk menyalurkan pahala doa kita kepada anggota keluarga lain yang masih di bumi dan membutuhkannya. Dan, bagaimanapun, semua doa kita akan membantu menguduskan diri kita. Bantuan yang kita berikan untuk keselamatan kekal bagi yang telah meninggal adalah dengan berbuat silih. Silih itu bisa dengan mendoakan mereka, bisa pula dengan berbuat amal kasih bagi orang-orang yang membutuhkan amalan dan kasih kita demi mereka yang telah meninggal; agar mereka beristirahat dalam damai. (RIP: Requescat In Pace).

Tuesday, July 16, 2013

Apa dan Bagaimana Berdoa Novena

Novena berarti sembilan hari berturut - turut memperingati suatu peristiwa atau suatu ujud dalam doa umum ataupun doa pribadi dengan sungguh-sungguh. Novena berpangkal pada praktek para rasul yang bersama Santa Perawan Maria tinggal di Yerusalem selama sembilan hari berturut - turut, dalam doa, menantikan kedatangan Roh Kudus.

Berdoa Novena berarti dengan sungguh hati berdoa selama sembilan hari atau sembilan Minggu berturut - turut untuk memohon rahmat. Ini sesuai dengan ajaran Yesus bahwa kita harus tekun berdoa terus-menerus dan tak pernah boleh kehilangan kepercayaan. Kepercayaan ini didasarkan pada sabda Tuhan sendiri, �Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan� (Lukas 11:9-10).

Banyak dari antara umat beriman Katolik yang berdoa novena langsung kepada Tuhan, maupun melalui perantaraan Bunda Maria ataupun para kudus lainnya.

Berusahalah bercakap-cakap dengan Tuhan selama Novena. Kesungguhan hati yang mutlak adalah sangat penting. Dan sebagaimana kalian bertumbuh setiap hari dalam doa dan refleksi, kalian akan menemukan cara untuk bercakap-cakap dengan Tuhan, seperti kalian bercakap-cakap dengan seorang sahabat karib. Gunakan kata-kata sederhana dalam pembicaraanmu dengan Tuhan, secara berangsur-angsur ini akan menjadi jalan bagi doa pribadimu kepada Tuhan. Kalian akan mendapati bahwa Roh Kudus menerangi pikiran kalian dan menguatkan keinginan kalian untuk melakukan kehendak Tuhan. Amin.

Sumber :
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id581.htm

Saturday, July 13, 2013

Liturgi Midodareni

LAGU PEMBUKAAN

PEMBUKAAN
P: Demi nama Bapa + dan Putera, dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Tuhan sertamu.
U: dan sertamu juga.

PENGANTAR DAN DOA PEMBUKAAN

P: Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada malam yang kudus, menjelang pernikahan saudara kita ..... dengan saudari kita ..... marilah kita berdoa ke hadapan Allah.

Ya Allah mahapengasih, sumber ketenteraman dan kebahagiaan keluarga, pada malam hari ini kami berkumpul atas Nama-Mu, sambil memohon berkenanlah hadir di antara kami, bersama para malaekat dan para kudus di surga, dan mencurahkan berkatMu yang berlimpah kepada saudara kami ..... dengan ..... yang besok akan menikah. Berkenanlah hadir di tengah kami sebagaimana Yesus pernah bersama bunda Maria dan para rasul menghadiri perkawinan di Kana. Kami mohon demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan Pengantara kami; yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN I:
L: Pembacaan dari kitab Tobit (To 8:5-10)
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.

LAGU ANTAR BACAAN

BACAAN INJIL:

P: Tuhan sertamu.
U: dan sertamu juga.
P: Inilah Injil Yesus Kristus, menurut Santo Matius
U: Terpujilah Kristus.
P: Pada suatu hari, orang-orang Parisi datang kepada Yesus hendak mencobai Dia. Mereka bertanya: �Bolehkah orang menceraikan isteri nya, dengan alasan apa saja?� Jawab Yesus: �Tidakkah kamu baca, bahwa Allah yang menciptakan manusia pada awal mula, menjadikan mereka pria dan wanita? Dan Allah berfirman: �Karena itu pria akan meninggalkan ibu bapanya dan mengikatkan diri pada isterinya. Dan keduanya akan hidup bersatu padu jiwa dan raganya�. Jadi mereka bukan lagi dua, melainkan satu saja. Sebab itu, yang telah dipersatukan oleh Allah, janganlah diceraikan manusia.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI (bisa menggunakan ide sebagai berikut)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Sara dikuasai oleh iblis yang menghancurkan hidupnya. Sudah tujuh kali ia menikah, tetapi setiap kali suaminya meninggal. Semua prihatin dengan keadaan ini namun tak bisa berbuat apa-apa. Sara yang cantik itu ternyata gagal melaksanakan tugasnya sebagai isteri dengan baik, malahan ia membawa sengsara bagi suaminya.
Apa yang menyebabkan Sara selalu gagal membangun hidup bahagia bersama suaminya? Sebab Sara memelihara iblis dan tidak pernah berdoa kepada Tuhan. Dan setiapkali menikah, setan mengambil nyawa suaminya. Tujuh kali hal ini berlangsung. Sarapun menjadi sedih.
Barulah dalam perkawinannya yang ke delapan, perkawinan dengan Tobia, cengkeraman setan dapat diatasi. Sebabnya, Sara dan Tobia mengikuti bisikan malaekat untuk berdoa pada hari perkawinan mereka dan menghancurkan insang ikan untuk mengusir si iblis tadi. Dan memang, setannya lalu meninggalkan Sara.
Sara bahagia, suaminya bahagia keluarganya juga bahagia. Maka terbangunlah keluarga yang sejahtera.
Saudara kita ..... dan ..... besok pagi akan menikah, membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Malam hari ini mereka berdua akan menghancurkan hati manusiawi, hati ke�daging�an ... ialah egoisme pribadi yang menjadi setan perusak kebahagiaan hidup rumah tangga.
Marilah kita bersama-sama mendukung doa-doa mereka, memohon berkat Tuhan dan doa restu dari semua orang kudus, agar segala macam iblis yang sering tinggal di hati manusia diusir jauh-jauh dari hati kedua saudara kita ini, dan digantikan oleh Roh Kudus, Roh Cinta kasih ilahi. Amin.

LAGU PERSEMBAHAN HIDUP KEPADA ALLAH

DOA UNTUK CALON MEMPELAI:

P: Marilah kita berdoa,
Ya Allah, kami menyadari, hidup perkawinan membangun keluarga merupakan jawaban terhadap panggilanMu yang luhur dan mulia. Dalam perkawinan, sepasang mempelai Kau ikutsertakan dalam karya agungMu menciptakan dan memelihara dunia seisinya dengan penuh cinta. Engkaulah Allah yang penuh kasih, telah mencurahkan kasihMu kepada dua saudara kami ini agar mereka saling menyalurkan cinta kasihMu sendiri: mempelai pria mencurahkan kasihMu kepada mempelai wanita, mempelai wanita mencurahkan kasihMu kepada mempelai pria: mereka berdua mencurahkan kasihMu kepada calon anak-anaknya, keluarganya dan sesamanya. Mereka saling mengasihi dengan kasih ilahiMu sehingga mampu mengasihi sesamanya pula. Demikian keluarga mereka akan menjadi tempat bernaung yang penuh ketentraman bagi siapapun yang bertemu dengannya.
Ya Tuhan, kami sadar, semuanya ini tidaklah mudah. Banyak godaan membentang di hadapan mereka. Egoisme, kekerasan hati, kesombongan seringkali lebih mudah tinggal di dalam hati kami. Semua ini menjadi sumber kekacauan dan keruntuhan hidup berumahtangga.
Maka, berkenanlah Engkau mencurahkan berkatMu kepada dua saudara kami ini, agar senantiasa kuat dan tabah, berani mengusir egoisme, kekerasan hati, dan kesombongan dalam hatinya. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DI SINI BISA DISISIPKAN DOA UMAT

LITANI PARA KUDUS (MB 426: Gunakan buku Koor: jangan lupa ikutkan nama permandian calon mempelai)

BERKAT UNTUK MAKANAN YANG TERSEDIA

P: Ya Tuhan, berkenanlah memberkati makanan yang telah Kausediakan sebagai bukti kelimpahan rahmatMu bagi kami, berkatilah juga kami yang akan menyantapnya. Semoga oleh perjamuan ini kami semakin mampu memuliakan namaMu. Semoga menguatkan jiwa dan badan kami, sampai ke kehidupan kekal. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U: Amin.

BAPA KAMI

SALAM MARIA

BERKAT PENUTUP

P: Tuhan sertamu.
U: dan sertamu juga.
P: Semoga Allah yang mahakuasa senantiasa melimpahkan berkat perlindungan dan keselamatan bagi kita: Bapa + dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin.
Mempelai berarak ke luar gereja diiringi lagu pengiring

Sumber :
http://www.imankatolik.or.id/

Saturday, July 6, 2013

Apa itu Litani?

Jika kamu pernah bercerita tentang seseorang yang amat kamu hormati, dan kamu menyebutkan segala sifat-sifat baiknya, kamu telah belajar ide dasar litani. Ketika kamu menggambarkan seseorang yang kamu kasihi dan kagumi, kamu ingin mengatakan segala hal mengagumkan yang dapat kamu pikirkan tentang orang yang kamu kagumi itu.

Ketika kamu mendaraskan sebuah litani Katolik, sesungguhnya kamu sedang mengatakan kepada Tuhan, atau Bunda Maria, atau para kudus (Santa / Santo) (tergantung kepada siapa litani itu ditujukan), �Engkau sungguh mengagumkan! Engkau sungguh kudus! Engkau melakukan begitu banyak perkara besar, dan aku ingin menjadi sepertimu. Bantulah aku ke surga.�

BAGAIMANA SEBUAH LITANI DISUSUN?

Kata `litani' berasal dari bahasa Latin `litania', `letania'. Artinya suatu bentuk doa tanggapan yang meliputi serangkaian seruan atau permohonan, mengenai suatu subyek utama atau suatu tema suci utama.

Permohonan kepada Allah: Litani biasanya mempunyai pola yang sama. Litani diawali dengan �Kyrie eleison,� dalam bahasa Latin atau �Tuhan kasihanilah kami� dalam bahasa Indonesia, seperti yang biasa kita ucapkan dalam setiap Misa. Kemudian, kita memohon belas kasihan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus, misalnya: �Allah Bapa di surga, kasihanilah kami.�

Seruan: permohonan kepada Allah dilanjutkan dengan pokok litani yang utama yaitu seruan kepada siapa litani ditujukan. Setiap seruan dimaksudkan untuk memujinya dengan berbagai macam ungkapan yang menjadikan orang itu patut dikagumi. Sebagai contoh, jika kamu menuliskan sebuah litani untuk seorang olahragawan terkenal, mungkin kamu akan menuliskan hal-hal seperti, �Hidup tim kita,� �Jayalah sang pelatih,� �Penjaga gawang yang hebat,� �Si Pencetak gol kemenangan,� dan lain sebagainya.

Tanggapan: Setiap seruan dijawab dengan suatu tanggapan, seperti �doakanlah kami.� Tanggapan tersebut tetap sama untuk hampir semua atau bahkan seluruh seruan dalam litani. Karena itulah litani termasuk dalam �doa tanggapan�, sama seperti �Doa Umat� dan �Mazmur Tanggapan� dalam Misa Kudus.

Jika kamu membandingkan beberapa litani yang berbeda, perhatikanlah perbedaan dalam memberikan tanggapan atas seruan litani; tanggapan litani bergantung kepada siapa litani itu ditujukan. Tanggapan atas seruan kepada Tuhan biasanya, �Kasihanilah kami,� sementara tanggapan atas seruan kepada Bunda Maria atau para kudus biasanya, �doakanlah kami�.

Aneka Permohonan: Seringkali, dalam litani yang lebih khidmat, atau dalam litani kepada Tuhan, setelah seruan ditambahkan aneka permohonan. Kadangkala aneka permohonan itu dimaksudkan untuk memohon berbagai rahmat serta berkat, yang dijawab dengan tanggapan �Kami mohon kepada-Mu, dengarkanlah kami� atau kadangkala umat beriman memohon kepada Tuhan untuk dibebaskan dari segala kejahatan, baik rohani maupun jasmani (misalnya dosa, perang, dan sebagainya).

Penutup: Setelah seruan (dan aneka permohonan), litani dilanjutkan dengan serangkaian tiga seruan kepada Anak Domba Allah. Dan yang terakhir, litani selalu ditutup dengan sebuah doa singkat.

BAGAIMANA MENGGUNAKAN LITANI UNTUK BERDOA?

Litani terutama cocok untuk didoakan dalam kelompok, karena litani biasa menggunakan tanggapan-tanggapan sederhana yang mudah diingat semua orang, seperti �doakanlah kami� atau �kasihanilah kami�. Pemimpin perlu memberitahukan kepada para anggota kelompoknya kata-kata tanggapan sebelum doa litani dimulai. Jika kalian mendaraskan litani dalam kelompok, kalian dapat saling bergantian mendaraskan seruan, sementara para anggota lainnya menjawab dengan tanggapan litani.

Setiap litani, baik itu ditujukan kepada Yesus, Bunda Maria, atau seorang santa / santo, merupakan suatu meditasi yang indah. Jika kamu mengalami kesulitan dalam berdoa atau bermeditasi, dan kamu tidak tahu bagaimana harus memulainya, kamu dapat mendaraskan beberapa seruan dari litani kesukaanmu dan menggunakannya sebagai bahan meditasi atau renungan, yaitu dengan menggunakan seruan-seruan itu untuk memperoleh ide-ide untuk berdoa. Mungkin kamu dapat mendaraskan sebuah litani setiap pagi: gunakan litani yang berbeda setiap hari, pilihlah dua atau tiga seruan dari litani yang kamu daraskan itu untuk diucapkan pada setiap kesempatan di sepanjang hari itu.

sumber : "What are Litanies?"; Catholic Youth Networking; http://catholicyouth.freeservers.com
* Doa-Doa Devosi kepada Yesus Kristus, Puji Syukur; Komisi Liturgi KWI; 1992
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya�

Recent Post